Rabu, 30 September 2009

Gempa Padang "30 sept 2009 17:15 WIB"


Gempa Padang "30 sept 2009 17:15 WIB"


Kembali gempa terjadi di nusantara (padang), mohon bersabar saudaraku, mari beristigfar untuk menenangkan hati. wahai pemimpin kami yang budiman, engkaulah wakil kami (wakil rakyat), wakil kami untuk hablum minanas & terlebih lagi untuk hablum minAllah. mohon bermunajat kepada Allah (Tuhan YME) mengapa bencana bertubi datang pada kami, sehingga jelas apa yang harus kami lakukan untuk mencegah nya (krn segala sesuatu pasti ada penyebabnya). semoga engkau semua (pemimpin kami) selalu memimpin di atas jalan yang dirihoi Allah (Tuhan YME) Amin Amin Amin

Selasa, 15 September 2009

Shalawat Badar

Shalawat Badar
(biahlil badri ya Allah)
lyric shalawat badar chrisye


Sholatullah, Salamulloh ,
'Alaa tohaa rosulillah.
Sholatullah, Salamulloh,
'Alaa yaasin habibillah

Tawassalna bibismillah wabil hadi Rosulillah.
Wakuli muja hidilillah, Biahlil badri ya Alloh

Ilahi salimil ummah, Minal afaati wanniqmah.
Wamin hammiw, wamin ghummah, Biahlil badri Ya Alloh

Ilaahii najjinaa waksyif. Jamii’a adziyyatin washrif.
Makaa idal idaa wal thuf. Biahlil badri Ya Alloh




Jumat, 17 April 2009

I'tidal

I'tidal


Allah SWT, Tuhan semesta alam Yang dua sifat Nya selalu kita lafadzkan di awal berkegiatan. Sifat yang membuat manusia terus hidup dan selalu berkecukupan baik dari sisi jasmani maupun rohani. Dua sifat Allah itu adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Deangan sifat Nya yang Maha Pengasih, Allah menjamin kehidupan semua umat manusia, baik muslim maupun non muslim tanpa terkecuali. Sedangkan dengan sifat Nya yang Maha Penyayang, Allah akan mencurahkan rasa sayang Nya dengan takaran yang lebih kepada manusia yang memeluk islam sebagai agama nya jika dibandingkan dengan alokasi rasa sayang bagi manusia pada umumnya. Tetapi, bukan dua itu yang akan kita diskusikan sekarang (insya Allah akan dibahas laen waktu). Dalam tulisan ini lagi pengen kita obrolin sifat Allah yang tersurat di lafadz yang dibaca saat melakukan I'tidal dalam sholat (sesudah ruku).


I'tidal dimulai dengan kata sami'. Sami' berarti mendengar. Karena kata sifat ini dipasangkan dengan Allah, maka arti kata sifat ini menjadi Maha Mendengar. Jika sifat Allah yang sami' ini dikaitkan dengan kehidupan manusia, arti nya ialah, Allah mendengar segala sesuatu, baik yang terucap oleh lisan (jahri) maupun yang terucap oleh hati (sirri). Gitu doang??? Hehehe, engga laaah, lanjuuuut. Mengapa kata sami' di letakan di awal lafadz I'tidal.


Mari kita mulai dari membaca lafadz I'tidal secara utuh (red - lafadz I'tidal di sini ialah versi yang dilafadzkan oleh penulis dalam sholat nya, karena mengingat begitu banyak versi untuk mengagungkan asma Allah dalam I'tidal), 

SAMI'ALLAAHU LIMAN HAMIDAH RABBANAA LAKAL HAMD MIL-ASSAMAAWAATI, WA MIL-ALARDHL, WA MIL-A MAA SYI-TA MIN SYAI-IN BA'D

Jika diterjemahkan secara perkata maka:

Sami' : Maha Mendengar
Allah : Allah
Li : Atas
Man : Manusia yang
Hamindah : Memuji
Rabbanna : Ya Tuhan ku
La/Li : Bagi
Ka : Engkau
Hamd : Pujian
Min/Mil : Dari/segenap
Assamawat : Langit
Wa : Dan
Min/Mil : Dari/segenap
Alardhl : Bumi
Wa : Dan
Min/Mil : Segenap
Amaa Syita : Yang Engkau Kehendaki
Ba'd : Setelah nya

Jika diterjemahkan secara perkalimat maka:

Artinya : Maha Mendengar Allah atas orang - orang yang memuji. Ya Tuhan ku, sesungguh nya hanya bagi Engkau pujian - pujian segenap langit dan seluas bumi, dan segenap yang Engkau kehendaki selain dari itu (yang Engkau kehendaki setelah nya).

  1. Berkomunikasi dengan Allah : Ketika kita beribadah, sebenarnya kita sedang berkomunikasi dengan Allah, kita ngobrol dengan Allah. Kita menyampaikan keinginan kita kepada Allah baik dengan menggunakan hati maupun dengan menggunakan lisan. Pertanyaan nya, apa benar kita ini sedang ngobrol kepada Allah saat beribadah? Iyaaa, kembali ke arti lafadz I'tidal, "Maha Mendengar Allah atas orang - orang yang memuji". Lalu kapan kita memuji Allah (kapan kita didengar oleh Allah)? Jangan berhenti di situ I'tidal nya, lanjutkan dengan "Ya Tuhan ku, sesungguh nya hanya bagi Engkau pujian - pujian segenap langit dan seluas bumi, dan segenap yang Engkau kehendaki selain dari itu (yang Engkau kehendaki setelah nya)", nah dengan membaca lafadz tersebut, kita sedang memuji Allah khan, soo, ketika kita mengucapkan nya, saat itu juga Allah sedang mendengar kita (mari kita rasakan dalam hati, ucapan kita di dengar oleh Allah saat itu juga, kita sedang ngobrol sama Allah). Alhamdulillah... 
  2. Pengabulan permintaan : Dari arti lafadz I'tidal di atas, Allah Dzat yang Maha Mendengar, juga memiliki ketentuan khusus dalam mengaplikasikan sifat Nya yang sami' (seperti ketentuan sifat ar-Rahman & ar-Rahiem Nya). Lalu, kelompok manusia seperti apa yang akan lebih didahulukan suaranya untuk didengarkan dan di kabulkan permintaannya? Jika dilanjutkan dengan kata yang mengikuti kata SAMI' ALLAHU LIMAN, maka kita akan menemukan kata HAMIDAH yang arti nya memuji, dengan melihat kata ini, maka jelaslah bahwa Allah akan lebih mendengar permintaan manusia yang memuji Nya. Tetapi, kok seakan - akan Allah pamrih gitu ya kepada kita (setelah dipuji baru didengar suara kita), hmmm bukan demikian cara mengartikan nya, mari kita mengingat sifat Allah yang lain, bahwa Allah menyukai keindahan (oleh karenanya alam semesta ini diciptakan Allah dalam keadaan yang indah). Jika kita kaitkan sifat Allah yang Sami' dan Yang Mencintai Keindahan, maka kesimpulannya adalah, dengan Allah lebih mendengar doa orang - orang yang memuji Nya, maka alam ini akan tetap indah, karena orang - orang yang selalu memuji Allah tidak suka untuk berbuat kerusakan di muka bumi (alam semesta), karena yang mereka inginkan akan juga menjaga bumi tetap utuh, hutan penuh dengan pohon yang rindang, pantai dengan ikan dan coral yang indah, hubungan antar manusia juga akan terjaga (dan mereka tidak suka berbuat kerusakan). Wajar doong kalo orang - orang ini lebih didengar oleh Allah.

Temans, mari kita berserah kepada Allah, karena hanya Allah lah yang menggerakan hati kita untuk bersyukur dan memuji Nya, tanpa Allah menggerakan hati kita, akan berat rasanya bagi kita untuk memuji  dan berkomunikasi dengan Nya...

Rabu, 08 April 2009

Hati Peta, Hati GPS

Hati Peta, Hati GPS


Teman, suka traveling? Jika iya, apa yang kamu2 persiapkan kalau - kalau tempat yang akan dikunjungi itu merupakan tempat yang sama sekali asing dan belum pernah kamu kunjungi. Selain persiapan berupa bahan2 logistik instant yang bisa dikonsumsi kapan saja, penunjuk arah akan sangat membatu dan bisa menjadi barang yang paling teman butuhkan dalam mencari jalan (biar ngga lost ^_^ ) ....


Dengan bekal yang satu ini, yang bisa berupa peta, traveling book, GPS, nanya kanan kiri (mungkin) kita bisa lebih tenang dalam berpetualang. Jika ada sebuah persimpangan jalan, tinggal buka penunjuk arah dan kita akan kehilangan rasa bingung, so bisa lanjut lagi jalan2 nya.


Apakah sudah pernah terbayang jika peta, traveling book, GPS yang kita miliki tidak up to date, hmm mungkin yang seharus nya kita jalan lurus, kita bisa salah memilih jalan dengan mengambil tikungan ke kanan ^_^ (cuma bisa senyum klo dah gini). Bukan bermaksud mendramatisir, dalam traveling jika kita salah ambil rute sekali saja, mungkin kita akan semakin jauh meninggalkan tujuan akhir kita, dengan salah berasusmsi di tikungan - tikungan selanjut nya ^_^ (senyum lagi dech kita)


Dengan berbekal cerita pendek di atas, yuuu kita coba buat ngelihat every days journey kita, hidup kita ini khan sebuah perjalanan panjang, menyusuri waktu, menyusuri sisa usia. Serem juga looch klo kita sampe salah jalan. Untunglah Tuhan Yang Maha Mengasihi dan Memberikan Petunjuk telah meng attach sebuah piranti super canggih buat kita pake dalam mengarungi perjalanan hidup. Piranti ini adalah Hati.


Hati yang diciptakan oleh Allah adalah perangkat super peka yang sanggup menuntun kita buat jalan di muka bumi ini. Yang bisa ngasih taw mana jalan yang harus nya kita tempuh. Karena dia emang didesain buat nerima pancaran petunjuk ilahi yang sangat halus, yang mana petunjuk ini terkadang susah untuk dapat diterima oleh piranti - piranti lain seperti otak dan panca indra kita. Dengan hati yang udah menancap di badan kita ini, bukan hanya route - route lama yang akan dengan mudah kita lalui, route - route baru pun akan dengan mudah kita susuri. Cara pakai nya pun mudah, semudah buka peta atau pencet tombol2 GPS. Tinggal tanya aja, jalan mana dari persimpangan ini yang harus di ambil, sang hati akan langsung menunjukan pilihan nya. 


Hmmmm, tidak bisa dipungkiri juga kalau peta atau GPS yang kita punya akan mengalami sedikit gangguan. Peta sedikit kusut, jadi nya sudah di baca nama jalan nya. Atau GPS yang sedikit soak batre nya, jadi nya susah diliat screen nya klo ga pake acara buka mata lebar - lebar atau malah gangguan software lain nya sehingga susah buat up date route. Demikian juga dengan hati, terkadang hati ini kita bohongi, misal nya dalam kehidupan kantor atau kuliah, yang seharus nya kita tidak titip absen, kita paksa dia buat ikutan tradisi ini. Aku yakin, pada awal nya awal dlu, waktu pertama kali kita pengen titip absen, hati kita sempet nolak buat ga ikut2an nitip absen. Tapi karena kita ngikutin hawa nafsu, hati kita jadi tersepelekan. Jangan menyepelekan hal - hal kecil, karena bisa jadi hal kecil itu akan menjadi awal dari hal - hal besar lain nya.


lets istighfar teman, and semoga Allah SWT, Dzat Yang Maha Menjaga Hati, ridlo untuk menjaga hati kita dari segala kotoran sehingga kita bisa selamat mencapai titik akhir tujuan hidup kita (ga lost ^_^ ). Amin ya Robb